Essay : Tahap Penugasan Penulisan DM 3 Lampung
CITA-CITA SAAT INI HINGGA NANTI
DEMI TERWUJUDNYA GENERASI EMAS 2045
Muhammad Naufal
Kader KAMMI Daerah Palu
![]() |
Seni adalah penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam hati orang yang dilahirkan dengan perantara alat-alat komunikasi dalam bentuk yang ditangkap oleh panca indera pendengaran (seni suara), penglihatan (seni lukis) atau yang dilahirkan dengan gerak (seni drama dan tari). Sebagai barometer Kesenian merupakan kemajuan sebuah bangsa, dan sekaligus merupakan faktor dalam pembangunan bangsa sehingga masalah kesenian adalah masalah yang harusnya diprioritaskan kerap dikaji, diperhatikan dibanding masalah- masalah lainnya melihat dari tujuan kesenian itu sendiri adalah untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat menjawab berjuang bersama masyarakat dimasa depan.
Kesenian adalah satu unsur yang menyangga budaya, kesenian berkembang menurut kondisi dari budaya. Kesenian tidak pernah lepas dari masyarakat, sebagai salah satu bagian yang penting dari kebudayaan. Kesenian merupakan ungkapan kreativitas dari kebudayaan sendiri. Kesenian berasal dari kata dasar “Seni”, seni dalam makna luas adalah penggunaan budi pikiran untuk menghasilkan karya yang menyenangkan bagi roh manusia.[1]
A. KARYA RUPA NUSANTARA
Indonesia merupakan salah satu negara dengan berbagai macam agama, adat istiadat, suku, etnik dan keadaan geografis yang beraneka ragam. Kebudayaan pada setiap daerah diIndonesia pada umumnya memiliki perbedaan,sehingga memunculkan identitas dan ciri khas pada masing-masing daerah, yang berupaya untukmempertahankan eksistensi budayanya. Dengan berbagai macam kebudayaan yang ada, Indonesia dengan kata lain merupakan sebagai negara multikultural.
Sebagai negara kesatuan yang memiliki keanekaragaman corak budaya yang menjadi identitas jati diri bangsa arus globalisasi pada saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat Indonesia, yang dapat berdampak pada perubahan yang terjadi padatatanan kehidupan masyarakat. Khususnya tatanan hubungan yang semakin terbuka dan bebas, sehingga berkurangnya rasa cinta terhadap budaya dan tradisi lokal. Hal ini tentunya menjadisalah satu ancaman yang dapat mempengaruhi jati diri masyarakat Indonesia yang memiliki suku,adat dan budaya.
Tradisi merupakan tatanan pemahaman dan kepercayaan akan nilai, sikap yang didapat dari sebagian besar orang dari generasi ke generasi melalui individu dan kelompok masyarakat. Tradisi merupakan segala sesuatu yang besifat manusiawi, yang dipandang sebagai suatu proses berkembangnya pengetahuan dan budaya. Oleh sebab itu tradisi diterapkan secara turun menurun,karena dianggap sebagai dasar dan pondasi dikehidupan mayarakat tersebut.[2]
Sebagai unsur terpenting bagi kebudayaan guna untuk menciptakan nilai etik dan etetika, rasa solidaritas antar sesama serta nilai-nilai sosial lainnya pada masyarakat, sehingga terbentuk keseimbangan antara nilai material dan nilai spiritual di dalam kehidupan masyarakat. Nilai-nilai tersebut perlu diperhatikan dan dikembangkan guna tidak terjadi ketimpangan sehingga tetap terjaga dan bertahan hingga masayang akan datang, guna menciptakan kemakmuran dalam kehidupan masyarakat. Banyak pengaruh yang diciptakan dari kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan masyarakat, melalui tradisi yang biasa dilakukan secara rutin.
Untuk itu mempengaruhi setiap aspek kehidupan masyarakat untuk saling terkait antara satu dengan lainnya. tradisi merupakan pola tingkah laku yang dipercayai masyarakat dan menjadi bagian dari suatu kebudayaan dan dilakukan secara turun temurun yang sudah menjadi kebiasaan suatu masyarakat dan diikuti dari generasi ke generasi dari segala aspek kehidupannya, maka hal tersebut dapat diartikan sebagai tradisi.[3] Berkaitan dengan kebudayaan Indonesia yang beragam menciptakan kesenian yang beragam pula. Hal ini ditandai dengan banyak bermunculan macam-macam kesenian yang semakin berkembang dengan kreatifitas bernilai tinggi yang diciptakan dari generasi muda seperti seni musik, seni tari, seni grafis, seni peran, dan lain-lain.
B. ANALISIS KRITIS KESENIAN DAN TRADISI
Namun dalam mewujudkan setiap niat baik pasti selalu mendapatkan tantangan, kerap masyarakat awam menganggap bahwa kesenian adalah hal yang sia-sia bahkan ada beberapa kalangan Saudara kita yang menganggap bahwa hal demikan adalah hal yang haram. Bahkan tak sedikit menjadikan budaya kaili ( Balia ) atau yang lainnya sebagai faktor utama terjadinya tragedi 28 September 2018 lalu padahal ini ada adalah asumsi yang keliru mengenai budaya apalagi mengenai adat istiadat ditanah kaili dan menjadikan orang-orang menjadi phobia terhadap budaya dan kesenian, lantas perlu hadirnya penjelasan lebih detail perihal takdir serta batasan pandangan Islam terhadap kesenian.
Kendala selanjutnya yang terjadi adalah selain asumsi yang keliru diatas ada juga paham orang tua bahwa bersibuk diri pada kegiatan kesenian adalah sebuah kesia-sian, seolah menakuti pada masa depan yang tidak menjanjikan. Namun yang lebih mengkhatirkan justru generasi mudalah yang melupakan kebudayaanya. Padahal siapa lagi yang akan melestarikan budaya kalau bukan kita para generasi muda nusantara.
C. KESENIAN DAN TRADISI DALAM STRATEGIS PERGERAKAN
Manusia sebagai makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak dapat terlepas dari interaksi, sosialisasi, dan komunikasi. Komunikasi menjadi sangat penting karena dengan melakukan komunikasi seseorang akan dapat mengungkapkan apa yang mereka inginkan dan harapkan terhadap orang lain dalam aktivitasnya. Begitu banyak problem sosial yang terjadi dikalangan masyarakat dan kompleksitas problem sosial tersebut terjadi disegala bidang kehidupan yakni dalam bidang sosial, politik, budaya, Pendidikan, agama, budaya dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan upaya untuk memecahkan masalah dan memperbaiki system sosial yang mengarah kepada kehidupan masyarakat yang ideal.
Hal ini harus diimbangi dengan Langkah kongkrit yang memiliki visi dan misi yang jelas. Mempersatukan kehidupan bangsa menjadi salah satu cita-cita perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Cita-cita ditindak lanjuti dengan menempatkan persatuan dan kegotong royongan sebagai sektor pembangunan yang sangat penting dan selalu memperoleh prioritas dalam program-program pembangunan yang dirancang pemerintah.[4]
Karya-karya seniman dapat menjadi sebuah penerangan bagi masyarakat. Penerangan yang dimaksud adalah memberikan informasi kepada masyarakat tenang kebijakan pemerintah. Penerangan yang lain adalah karya seni bisa menjadi nasihat, peringatan, kritikan dan bahkan sindiran. Seniman yang hidup di masa revolusi, banyak yang turut berperan dalam perjuangan kemerdekaan. Tercatat seniman yang terlihat perannya dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan diantaranya adalah seniman lukis, seniman sastra, dan seniman pertunjukkan meliputi teater dan musik. Para seniman saling berkonsolidasi dalam penciptaan karya seni yang bersifat propagandis.
Para kritikus dan pengamat politik berpendapat bahwa propaganda merupakan Intraksi sosial merupakan kebutuhan sosial sebagai mahluk hidup, seni diciptakan manusia sebagai bentuk ekspresi memprovokasi massa. Hal ini menunjukkan sifat dari propaganda dapat membangun semangat jiwa bangsa.[5] Seni juga hadir disebagai kebutuhan integratif. Berkaitan dengan itu maka jelaslah dapat dikatakan, seni adalah ekpresi budaya manusia yang senantiasa hadir dalam interaksi.
Namun, ironis pada kenyataannya perkembangan kreatifitas ini tidak banyak diketahui oleh generasi muda dimana banyak survei yang menyatakan bahwa generasi muda saat ini hanya sedikit yang tahu tentang kesenian daerahnya sendiri.Indonesia terkenal dengan keanekaragaman kebudayaan yang terlahir dari suku-sukunya hal ini menjadi tanggung jawab kita sebagai generasi muda untuk melestarikannya karena jika tidak, akan berdampak terhadap kebudayaan Indonesia sendiri dimana kebudayaan yang ada sekarang akan punah bahkan akan diklaim oleh negara lain. Ditambah lagi budaya asing yang masuk ke Indonesia semakin memperparah keberadaan kebudayaan Indonesia. Banyak generasi muda yang mulai bergaya kebarat-baratan dan meninggalkan budaya sendiri yang padahal budaya sendiri jika dikembangkan dan dilestarikan tidak kalah menarik dengan budaya asing tersebut.
Jika seni dipahami sebagai bentuk komunikasi estetis maka beberapa cabang seni bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan pergerakan. Jika seni dipahami sebagai aset budaya maka dalam sebuah pergerakan seni bisa memanfaatkannya untuk mendidik anak agar memiliki sikap apresiatif terhadap nilai budaya masa lalu. Demikian juga jika seni dipahami sebagai kepandaian untuk mencipta benda fungsional maka pendidikan bisa memanfaatkannya untuk melatih anak mendapatkan keterampilan tertentu sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, bahkan pada dasarnya kebudayaan, adat istiadat, norma-norma disetiap daerah mengajarkan mengenai solidaritas kegotong royongan menciptakan interaksi sosial yang bukan hanya sesama manusia namun kepada seluruh alam.
Formulasi kesenian dalam konteks gerakan akan terus menjadi bahan perbincangan yang hangat di masa-masa yang akan datang, konsep kemasyarakatan dan juga bagaiamana kekuatan-kekuatan sosial keagamaan di kalangan Islam mengupayakan terbentuknya suatu tata kelola Negara, upaya-upaya tersebut kadang-kadang di manifestasikan secara konsepsional dan artikulasi gerakannya bersifat legal-formal, tetapi juga mengambil strategi yang bersifat substantif dengan melakukan infiltrasi transmisi terutama spirit Islam dalam proses regulasi dan perumusan kebijakan Negara.
D. PERAN STRATEGIS MAHASISWA
“Setiap kali saya menghadapi masalah-masalah besar, maka yang ku panggil adalah anak muda” (Umar bin khatab)
Dari pernyataan Umar R.A diatas telah jelas bahwasanya pemuda menjadi alternatif pertama sebagai problem solving yang dipercaya dapat menyelesaikan masalah. Mahasiswa mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya perubahan sosial, menurut arbi sanit ada dua peran pokok yang selalu tampil mewarnai setiap aktifitas Gerakan mahasiswa.
1. Sebagai kekuatan korektif terhadap penyimpangan yang terjadi
2. Sebagai penerus kesadaran masyarakat luas akan problema yang terjadi sehingga ia senantiasa melahirkan alternatif pemecahan masalah (problem solving)
Dalam posisi sosial letak mahasiswa berada ditengah-tengah sehingga mudah diterima disemua kalangan. Untuk kalangan bawah yaitu rakyat, mahasiswa menjadi harapan dan tumpuan rakyat dalam menyampaikan aspirasi dan untuk kalangan atas yaitu pemerintah, mahasiswa menjadi oposisi Gerakan dan mengontrol kebijakan pemerintah. Gerakan mahasiswa sampai saat ini adalah sebagai motor perubahan dalam segala bidang. Perjuangan mahasiswa dalam arti yang sebenarnya adalah tulus ikhlas tampa pamrih serta mampu mempertahankan sikap idealisme dalam mengusung setiap agenda pergerakan.
Sebenarnya dalam diri mahasiswa itu sendiri terdapat setidaknya empat peran (elemen) mahasiswa yang menjadi tanggung jawab sosial sebagai intelektual muda
1. Peran moral, gerakan mahasiswa sebenarnya adalah mengemban Amanah yang penuh dengan keteladanan dalam membangun Gerakan moral
2. Peran sosial, hati Nurani mahasiswa haruslah sselalu menumbuhkan kepekaan sosial dalam menyikapi keadaan di lingkungan sekelilingnya
3. Peran akademik/intelektual, mahasiswa harus mampu meneyeimbangkan antara organisasi dan akademik, sehingga diperlukan manajemen yang baik untuk mengatur semua aktifitas sesuai dengan porssinya
Faktor doktrinal tidak selalu menjadi dasar pijakan yang utama dalam kehidupan sosial, bagaimana pun perubahan sosial, dinamika sosial dan struktur masyarakat menjadi dasar bagi terciptanya suatu sistem kenegaraan yang bersifat res ponsif. Dalam berbagai konteks sosial, hubungan antara Islam dan negara (politik) atau bahkan ketegangan antara Islam dan politik berlangsung dalam atmosfer yang saling “mengooptasi”.
Refleksi sosial dapat ditemukan dalam dimensi prilaku sosial seperti bermoral, jujur dan adil, meski dalam kasus tertentu terdapat juga pemimpin Islam yang terlibat dalam perbuatan dan perilaku yang menyimpang, meski ia pada mulanya berasal dari “lingkaran” kelompok yang potensial menjadi pemimpin umat.
KESIMPULAN
Dalam kajian strategisnya yang meletakan agama dan politik merupakan satu kesatuan dari masyarakat sosial, Mahasiswa mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya perubahan sosial, peran pokok yang selalu tampil mewarnai setiap aktifitas gerakan mahasiswa.
1. Sebagai kekuatan korektif terhadap penyimpangan yang terjadi
2. Sebagai penerus kesadaran masyarakat luas akan problema yang terjadi sehingga ia senantiasa melahirkan alternatif pemecahan masalah (problem solving)
Dengan cara demikan maka kita dapat berinteraksi dengan masyarakat dalam berbagai bentuk baik verbal maupun nonverbal, Faktor Pendukung trias entitas sebagai media dialektika dengan memahami Indonesia adalah negara meletakan
Dalam posisi sosial letak mahasiswa berada ditengah-tengah sehingga mudah diterima disemua kalangan. Untuk kalangan bawah yaitu rakyat, mahasiswa menjadi harapan dan tumpuan rakyat dalam menyampaikan aspirasi dan untuk kalangan atas yaitu pemerintah, mahasiswa menjadi oposisi Gerakan dan mengontrol kebijakan pemerintah
Sehinga dapat memberikan gagasan menegakkan politik berlandaskan agama maka politik tersebut akan menciptakan stabilitas dan harmonisasi dalam bernegara, begitu pula dengan agama tanpa “melalui” jalan politik pun tidaklah baik untuk perkembangan bangsa dan negara.
Tulisan ini merupakan refleksi kritis atas seni pertunjukan, dengan menempatkan teater sebagai konteks sekaligus teks yang diletakkan pada konteks lebih besar, yakni masyarakat luas, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai jendela untuk menengok dinamika sosial yang berlangsung pada masyarakat kita. Sebab teks tiada akan bermakna tanpa kehadiran konteks.Sementara konteks yang diasumsikan sebagai teks pada konteks yang lebih besar, semata-mata ditujukan untuk memperoleh gambaran makna yang lebih menyeluruh.[6]
Dengan membaca fenomena seni pagelaran penafsirkan adegan yang berlangsung di atas panggung, menghadirkan kembali seperti apa bangunan narasi teater yang dibuat dari kepingan realitas disusun ulang oleh sutradara dan dilakonkan kembali oleh seniman-seniman di atas panggung. Seperti apa rupa penonton, yang dalam konteks pertunjukan dikatakan sebagai penikmat yang berada di luar panggung, tetapi gerak dan tuturnya dikendalikan oleh pertunjukan yang sedang dinikmatinya. Seperti apa rupa pagelaran, dalam konteks jagad seni dan masyarakat dewasa ini.
Nama : Muhammad Naufal
Riwayat Pendidikan
1. 2015 ‖ Madrasah Aliyah Negeri 2 Model
2. 2019 ‖ Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu
Pengalaman Organisasi
1. 2016 ‖ Mantan Pengurus HMJ Pendidikan Agama Islam (PAI)
2. 2017 ‖ Sekretaris SEMA (Senat Mahasiswa) IAIN Palu
3. 2018 ‖ Mantan Magau ( Ketua ) TRISDA (Teater Islam Datokarama)
DAFTAR RUJUKAN
file:///C:/Users/adhis/Downloads/Sosiologi Islam Masyarakat Modern Teori, Fakta, dan Aksi Sosial by Dr. Syarifuddin Jurdi (z-lib.org)
https://balitbangdiklat.kemenag.go.id/berita/dampak-sosial-dari perkembangan- pemikiran-dan-pemahaman-keagamaan-di-indonesia
Amin Sudarsono, Aminudin Aziz, Sugiharto, Setiawan Dwi Hariyanto, Budhi Prathamo (2012) mengembalikan hak umat Center for Regional Information and Studies ,
Gie The Liang, (1996) Filsafat Seni: Sebuah Pengantar, (Yogyakarta: (PUBIB) Pusat Belajar Ilmu Berguna,
Kalimantan Utara. Vitany,I.(2015). Tradition and Modernit :World Futures,
Supardan, D. (2013). Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mawardi Lubis, (2011) Evaluasi Pendidikan NIlai Perkembangan Moral Keagamaan Mahasiswa PTIAIN (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
Binsar Sitompul, Cornel Simanjuntak (1987) Komponis, Penyanyi, dan Pejuang, Jakarta: Pustaka Jaya,
Rio Heykhal Belvage, (2015) Studi Seni Pagelaran dalam Wacana Pergerakan Jurnal Kajian Seni, Vol. 01, No. 02,
[1] The Liang Gie, Filsafat Seni: Sebuah Pengantar, (Yogyakarta: (PUBIB) Pusat Belajar Ilmu Berguna, 1996), 13
[2] Kalimantan Utara. Vitany,I.(2015). Tradition and Modernit :World Futures, 34(3-4), 253-255.
[3] Supardan, D. (2013). Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: PT BumiAksara. 207
[4] Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan NIlai Perkembangan Moral Keagamaan Mahasiswa PTIAIN (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011 ), 1
[5] Sitompul, Binsar, Cornel Simanjuntak, Komponis, Penyanyi, dan Pejuang, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1987), 51
[6] Rio Heykhal Belvage, Studi Seni Pagelaran dalam Wacana Pergerakan Jurnal Kajian Seni, Vol. 01, No. 02, April 2015: 166-178
Komentar
Posting Komentar